STRUKTUR KEILMUAN IPS
Ilmu sosial adalah
sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan
dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Bab ini membahas tentang struktur
keilmuan IPS yang terdiri dari fakta, konsep, dan generalisasi. Pembahasan
mengenai struktur ini menjadi sangat penting, karena pemahaman tentang struktur
IPS ini yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis. Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami struktur keilmuan IPS
dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari
Dalam suatu struktur
pengetahuan, termasuk didalamnya Ilmu Sosial tersusun atas 3 tingkatan yaitu :
1. Fakta,
dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada / terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan di kaji oleh para ahli ilmu sosial
yang terjamin kebenaranya
2. Konsep,
adalah sebuah kesepakatan bersama untuk penanaman sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membangun kegiatan berfikir, dan memecahkan masalah
3. Generalisasi,
berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu
generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala
atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
Dalam proses pembelajaran IPS
terdapat hal-hal pokok yang harus dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.
Hal-hal ersebut adalah fakta, konsep, generalisasi, dan akhirnya teori-teori.
A.
Fakta
Fakta adalah hal
(keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi.
Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat,
dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Artinya fakta merupakan
suatu bukti terjadinya sesuatu. bila sesuatu tersebut disebut fakta sosial.
Sebagai contoh pada
tanggal 17 januari 2000 telah terjadi kerusuhan sosial dimataram, pada tanggal
9 desember 2009 terjadi demo anti korupsi diseluruh wilayah Indonesia. Dari
beberapa contoh ini, dapat dipahami bahwa suatu peristiwa yang hanya terjadi dan
tidak berulang lagiwalaupun nantinya ada peristiwa serupa tentunya dalam
konteks ( waktu dan tempat) yang berbeda.
Fakta sosial adalah
cara bertindak, berpikir, dan berpesan yang berada di luar individu dan
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh,
disekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan
seragam, dan bersikap hormat pada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan
ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh
tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berpeasaan yang ada
di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu
(murid).
Fakta dapat menyebabkan
ahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang
ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah
ada. Dilain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk beneralisasi dan
prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah didapat dan dipahami.
Banks ( Ischak:2004:2.7
) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan rumusanya sederhana. Ada kalanya guru
juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian fakta ini dengan
cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa seperti
:
1. Siapakah
teman kalian yang tidak hadir hari ini?
2. Siapakh
nama guru IPS kalian yang mengajar hari ini?
3. Ada
berapa meja belajar yang ada diruangan ini/
Jawaban yang
dikemukakan siswa atas pertanyaan diatas merupakan fakta.
Dengan demikian,
akan disadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Namun
perlu disadari bahwa bukan fakta saja tujuan akhir dari pengajaran
IPS.pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini
dikarenakan oleh :
1. Kemampuan
untuk mengingat fakta sangat terbatas
2. Fakta
bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim disuatu kota,
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3. Fakta
hanya berkenaan dengan situasi khusus
Fakta merupakan salah
satu bahan kajian yang amat sangat penting dalam mata pelajaran IPS. Engan kata
lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan
fakta-fakta yang ada, kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa
yang perna terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep.
Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu
generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.
B.
Konsep
Konsep merupakan salah
satu komponen dasar yang harus dikuasai untuk mempelajari IPS. Bila beberapa
fakta dikumpulkan dan dilakukan penarikan kesimpulan, maka hasilnya disebut
dengan konsep. Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun
yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memaahami hal-hal
lain[1].
Menurut Soedjadi (2000;
14) pengertian konsep dalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan
klasifikasi atau penggolongan yang ada pada umumnya dinyatakan dengan suatu
istilah atau rangkaian kata. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas
objek-objek , kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang
mempunyai atribut yang sama. Contohnya “keluarga”, maka dalam konsep keuarga
itu pasti ada bapak, ibu, anak, saudara.
Contoh konsep lain
adalah “korupsi”. Korupsi merupakan suatu tindakan penyimpangan dari
kepentingan umum dialihkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Konsep
adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari
pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsep mengandung
atribut. Atribut adalah ciri yang membedakan tabel objek atau peristiw atau
proses dari objek, peristiwa atau proses lainya. Atribut dapat didasarkan atas
fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan seseorang
atau hasil pengamatan langsung, laporan verbal, gambar-gambar. Misalnya jika kita memperoleh sesuatu bahwa ada sebuah
yang terbuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang bidang datar di
atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis. Maka dengan kemampuan
mental kita, informasi yang merupakan fakta tersebut kita sederhanakan dengan
cara memberi nama atau lebel yaitu “meja tuis”.
Dari contoh tersebut
menggambarkan bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia
sedang memikirkan tentang contoh-contoh konsep
proses berfikir tersebut sering disebut dengan istilah
“konseptualisasi”. Oleh karena itu, kesan mental dari seseorang tentang suatu
konsep akan berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan, ilmu
yang dimiliki, dan budaya orang yang melakukan konseptualisasi. Karena setiap
orang membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengaaman, dalam membaca buku,
diskusi dan sebagainya sehingga ia menangkap sesuatu bahwa :
1) Konsep
bukan suatu verbalisasi/tidak spesifik
2) Konsep
adalah kesadaran menta yang bersifat internal yang mempengaruhi perilaku.
Konsep sangat penting
bagi kehidupan manusia karena konsep dapat membantu seseorang untuk
mengorganisasikan informasi atau data yang mereka terima. Konsep dapat
menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan
mempertimbangkan hubungan antar data. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada
situasi khusus, konsep mempunyai penerapan yang luas dan memiliki banyak
penafsiran. Konsep dapat diperoleh dimana seseorang harus mengena, memahami,
dan merumuskan data-data yang menjadi ciri atau atrbut dari suatu konsep.
Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam-macam konsep
dalam situasi yang ber eda.
Konsep dapat dinyatakan
dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu atau frase.
Beberapa contoh konsep yang bersifat konkrit, misalnya seperti :
1.
Manusia
2.
Gunung
3.
Lautan
4.
Daratan
5.
Rumah
6.
Negara
7.
Barang konsumsi
8.
Pakaian
9.
Pabrik
10.
Dll
Contoh
konsep yang bersifat abstrak seperti berikut:
1)
Demokrasi
2)
Kejujuran
3)
Kesetiaan
4)
Keadilan
5)
Kebebasan
6)
Tanggung jawab
7)
Hak
8)
Pertimbangan
9)
Sistem hukum
10)
Dll
Konsep dapat berupa
sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau difinisi yang
ditentukan. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut, misalnya
konsep tentang “sepeda motor” dapat dijelaskan dengan atribut berikut:
1.
Kendaraan beroda dua
2. Digerakkan
dengan mesin
3.
Berbahan bakar bensin.
Contoh beberapa konsep dalam IPS
adalah:
a. Dalam
ilmu sejarah terdapat beberapa konsep yaitu: perubahan,migrasi, imperalisme,
sosialisme, perang, perjanjian, pahlawan, dan sebagainya.
b. Dalam
ilmu geografi terdapat beberapa konsep yaiti: kawasan iklim, tanah, air udara,
sungai, gunung, flora, fauna, kependudukan, desa, kota, dan ain sebagainya.
c. Dalam ilmu ekonomi ada beberapa konsep
seperti: jsa, jual beli, untung, rugi, industri, produksi, distribusi,
konsumen, dan lain sbagainya.
d. Dalam
ilmu sosiologi ada beberapa konsep seperti: masyarakat, norma sosial, kerja
sama, status sosial, dan sebagainya
e. Dalam
ilmu politik ada beberapa konsep seperti: negara, hukum, pemerintah, partai
politik, pemilihan umum, demokrasi dan sebagainya
f. Dalam
ilmu psikologi ada beberapa konsep yaitu: norma perilaku sosia, interaksi
sosial, budaya masyarakat, perilaku penyimpang dan sebagainya
C.
Generalisai
Generalisai
merupakan salah satu konsep dasar yang harus dikuasai untuk mempelajari IPS.
Karena dalam mempelajari IPS banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak maupun
konkrit yang didasarkan atas fakta yang terjadi disekitar peserta didik.
Hubungan antar dua atau lebih konsep yang
sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi. Oleh karena itu
generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan,
pemahaman, atau prinsip.
Ciri-ciri
generalisasi
1. Menunjukkan
hubungan antar dua konsep atau lebih
2. Bersifat
umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan
bagian atau contoh.
3. Adalah
tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.
4. Berdasarkan
pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan
pengamatan semata.
5. Berisi
pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaranya dan validasi artinya
diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran
dan equity.
Fungsi generalisasi
1. Membantu
dalam pemilihan bahan pengajaran
2. Mengorganisasikan
kegiatan belajar mengajar
3. Membantu
dalam membangun pengertian bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS
Perbedaan antara konsep dan
generalisasi
1. Generalisasi
adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan dalam kalimat yang
komplek. Konsep adalah suatu kesatuan atribut berkaitan
2. Generalisasi
memiliki tesis yang menunjukkan suatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak
memiiki tesis.
3. Generalisasi
bersifat objektif dan impersonal/tidak satu/umum. Konsep amat subjek dan
personal yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan
orang lain.
4. Generalisasi
memiliki aplikasi yang universal. Konsep hanya terbatas pada orang-orang
tertentu.
5. Untuk
membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumah besar
fakta yang membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi.
Fakta memiliki penerapan yang terbatas kearah waktu, tempat, dan ruang.
Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang
membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi.
6. Dengan
generalisasi kita dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang.
Karena memiiki keberlakuan yang lebih luas, makan konsep dan generalisasi lebih
bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta.
Imu pengetahuan
tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi,
maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan
struktur ilmu yang ada. Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak
pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu
generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep, dan generalisasimerupakan
suatu rangkaiankeseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan
dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS konsep dan generalisasi
memegang peranan penting dalam mengajar IPS.
Contoh
generalisasi dalam IPS diantaranya;
a. Semakin
tinggi kebudayaan suatu masyarakat, semakin bergam kebutuhanya
b. Pengangguran
di Indonesia meningkat karena jumlah penduduk yang terus bertambah
c. Dimana
ada huta, disitu ada manusia menggunakan kayu sebagai sumber utama.
DAFTAR
PUSTAKA
Ischak,
dkk.2004. pendidikan IPS SD. Jakarta:
universitas Trebuka.
Lusmayan,
Wayan. 2008. Pendudikan IPS disekolah
dasar.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS: konsep dan pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal: 49-51
Ipadmanual.
2011. Dimensi-dimensi pendidikan IPS. Terdapat pada
http://ipadmanual.co.cc/pdf?dimensi-dimensi-oendidikan-IPS.
Diunduh pada tanggal 02 maret 2016.
0 komentar:
Posting Komentar