Selasa, 08 Mei 2012 | By: Prastzya

Kekerasan Emosional (Emotional Abuse)


Definisi

Kekerasan emosional adalah dasar dari semua kekerasan karena kekerasan emosional selalu menyertai selama kekerasan fisik pada anak, pengabaian anak, dan kekerasan seksual pada anak. Kekerasan yang dapat berdiri sendiri hanyalah tipe kekerasan emosional. Kekerasan emosional tidak perlu disertai tipe kekerasan yang lainnya.

Kekerasan emosional pada anak didefinisikan sebagai penyerangan yang terus-menerus pada seorang anak yang dilakukan oleh seorang dewasa yang mempunyai efek negatif pada nilai diri seorang anak. Dalam hal ini penting untuk dicatat kata 'terus-menerus'. Dengan kekerasan emosional, seorang anak menerima hanya pesan - pesan negatif, tidak ada yang posirif.

Tipe-tipe kekerasan emosional

Ada enam tipe kekerasan emosional:

- Penolakan (rejecting)
- Isolasi (isolating)
- Pengabaian (ignoring)
- Perusakan (corrupting)
- Ekploitasi (exploiting)
- Teror (terrorizing)


#1. Penolakan (rejecting)
Merendahkan harga diri seorang anak atau remaja atau merendahkan keinginan mereka.

- Selalu mengkritik
- Berteriak dengan memanggil nama
- Mengatakan jelek pada anak
- Berteriak atau bersumpah pada anak
- Sering meremehkan -- dengan menggunakan label seperti "goblok", "idiot"
- Sering bercanda dengan maksud merendahkan
- Menghina secara verbal
- Sering mengejek tentang fisik anak
- Mengatakan penyesalan kenapa si anak tidak dilahirkan sebagai jenis kelamin yang berbeda
- Menolak memeluk dan memberikan isyarat kasih sayang
- Meninggalkannya
- Memisahkan seorang anak dari kegiatan keluarga
- Memperlakukan anak remaja seolah mereka seperti anak kecil
- Membuang seorang anak dari keluarga
- Tidak mengijinkan seorang remaja untuk mengekpresikan pilihan yang masuk akal


#2. Isolasi (Isolating)
Menjauhkan seorang anak dari keluarga dan teman-teman.

Mengurung anak di dalam ruangan tanpa ditengok untuk periode waktu yang lama
- Memisahkan seorang anak dari keluarganya
- Tidak mengijinkan memiliki teman
- Tidak mengijinkan anak bergaul dengan temannya
- Menjauhkan anak dari pengasuh
- Menghargai anak karena menarik diri dari kontak sosial
- Memastikan anak terlihat dan berlaku berbeda daripada teman sebayanya
- Mengisolasi anak di kamar mandi
- Memaksa belajar berlebihan
- Mencegah remaja berpartisipasi dalam aktifitas di luar rumah
- Menghukum remaja karena terlibat dalam aktifitas sosial normal


#3. Pengabaian (Ignoring)
Gagal sama sekali dalam merespons atau berinteraksi dengan seorang anak atau remaja

- Tidak merespons pada perilaku sosial spontan seorang bayi
- Tidak mengakui anak sebagai keturunannya
- Menolak pemeliharaan kesehatan yang diperlukan
- Gagal untuk mengajak anak dalam aktifitas sehari-hari
- Gagal untuk melindungi anak
- Tidak memperhatikan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan seorang anak
- Kurang perhatian pada permasalahan sekolah,dll.
- Menolak mendiskusikan aktifitas dan minat-minat remaja
- Merencanakan aktifitas/liburan tanpa remaja


#4. Perusakan (Corrupting)
Memotivasi seorang anak atau remaja untuk berbuat sesuatu yang ilegal atau merusak diri mereka sendiri.

- Memberi penghargaan pada anak untuk perilaku mengganggu
- Mengajarkan rasisme
- Mengajarkan kekerasan pada aktifitas olah raga
- Penguatan yang salah pada aktifitas sosial
- Memberi penghargaan pada anak untuk kebohongan dan pencurian
- Memberi penghargaan pada anak untuk penyalahgunaan obat dan aktifitas seksual
- Memberikan anak obat terlarang, alcohol dan bahan-bahan ilegal
- Mempromosikan aktifitas illegal seperti menjual obat terlarang
- Mengajarkan dan mempromosikan prostitusi


#5. Ekploitasi (Exploiting)
Memberikan seorang anak atau remaja tanggung jawab yang lebih besar daripada yang mampu ditanggung seusianya. Ini juga termasuk menggunakan seorang anak untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

- Melarang bayi menangis
- Marah bila bayi gagal mencapai tingkat perkembangannya
- Menjadikan seorang anak ‘pengasuh’ bagi orang tuanya
- Mengharapkan seorang anak mengurus saudara kandung yang lebih muda
- Menyalahkan anak atau remaja untuk perilaku salah dari saudaranya
- Memberi tanggung jawab yang tidak masuk akal untuk pekerjaan rumah
- Membebani remaja untuk menopang keuangan keluarga
- Menyuruh berpartisipasi dalam pornografi
- Kekerasan seksual pada anak atau remaja
- Menggunakan anak atau remaja untuk berpartisipasi dalam ekploitasi seksual


#5. Teror (Terrorizing)
Menyebabkan seorang anak atau remaja takut karena penggunaan cara - cara intimidasi dan atau menakutkan yang terus-menerus. Ini termasuk menyaksikan, di mana ketika seorang anak atau remaja mengamati kekerasan, mendengar kekerasan, atau mengetahui ada kekerasan di rumah.

- Dengan bayi atau anak kecil, menggoda yang keterlaluan
- Berteriak dan menakut-nakuti
- Respons yang ekstrim dan tidak bisa ditebak kepada perilaku anak
- Menakuti dengan verbal
- Mengamuk lalu berubah menjadi kehangatan yang semu
- Mengancam untuk meninggalkannya
- Memukul anggota keluarga di depan atau di dalam jangkauan pendengaran anak
- Mengancam menghancurkan benda kesukaan
- Mengancam menyakiti binatang kesayangan
- Memperlihatkan emosi yang berubah-ubah
- Merubah ‘aturan permainan’
- Mengancam akan diberikan orang lain
- Mengejek remaja di depan umum
- Mengancam membuka sifat memalukan kepada teman sebaya
- Mengancam untuk mengusir remaja dari rumah
Tanda-tanda kekerasan emosional

Penelitian menunjukan bahwa kekerasan emosional berbeda tidak hanya berdasarkan umur, tetapi dalam banyak kasus, berdasarkan jenis kelamin.
Tanda-tanda yang mencolok sebagian karena tipe pola asuh anak laki-laki dan pola asuh anak perempuan.
Anak laki-laki masih diajarkan bahwa menangis dianggap cengeng, dan memperlihatkan kemarahan dan perilaku fisik lainnya dapat dibenarkan. Anak perempuan diajarkan bahwa kemarahan bukanlah tipe wanita dan menunjukan emosi adalah bagian dari perempuan.
Harapan sosial yang berbeda menyumbang cara seorang anak laki dan perempuan memperlihatkan tanda-tanda kekerasan emosional.

Tanda-tanda kekerasan emosional pada anak laki:

- Penyerangan
- Ledakan amarah
- Berkelahi dengan teman sebaya dan saudara kandung
- Taktik gertakan (bullying)
- Mudah putus asa
- Tidak patuh
- Berbohong dan menipu
- Perilaku merusak
- Perilaku impulsive
- Argumentatif
- Berbicara keras
- Sering menggoda
- Sering cemas
- Menarik diri


Tanda-tanda kekerasan emosional pada anak perempuan:

- Menarik diri
- Pasif
- Mencari pembenaran
- Mengeluh
- Mudah putus asa
- Terlalu sabar
- Lengket pada orang dewasa
- Sangat tergantung
- Keras kepala
- Sering menggoda
- Sering cemas
- Keluhan psychosomatic
Efek Kekerasan Emosional

Efek kekerasan emosional terkait langsung bagaimana hubungan antara korban dan pelaku. Semakin dekat hubungannya, efeknya semakin merusak terhadap anak atau remaja. Bila intensitas, frekuensi dan durasi kekerasan meningkat, begitu pula dengan efek pada jiwa anak atau remaja.
Pesan negatif dari kekerasan emosional pada anak menyebabkan kerusakan diri yang juga menghancurkan atau merusak perkembangan rasa diri yang positif.
Kekerasan emosional pada anak mempunyai definisi “pesan negatif yang terus-menerus”, tetapi pesan tunggal dari peristiwa penolakan (rejection) dapat mempunyai efek negatif jangka panjang dari pada yang pernah terpikirkan.

Efek fisik:

Kesulitan berbicara
Tertinggal dalam perkembangan fisik
Gagal untuk tumbuh dengan sehat (terutama pada bayi)
Kecemasan pada wajah
Masalah pola makan
Penyalahgunaan obat terlarang
Menyakiti diri sendiri (self-harming) – membakar, memotong
Usaha untuk bunuh diri


Efek perilaku:

- Harga diri yang rendah
- Iritasi
- Terlalu reaktif
- Gangguan tidur
- Sulit untuk percaya pada orang lain
- Depresi
- Perilaku yang kurang pantas untuk ukuran seusianya
- Menarik diri
- Kesedihan yang dalam
- Gangguan habit – menghisap, mengigit, mengayun – ayun
- Menyerang
- Mencuri
- Berbohong
- Melukai diri sendiri
- Prostitusi
- Terikat dengan perilaku berbahaya
- Usaha untuk bunuh diri


Efek emosional:

- Tidak mampu mengontrol emosi
- Mempertanyakan keyakinan agama

7 komentar:

Unknown mengatakan...

bang, bagi sumberya dong. dapet dr mana ini materi?

Abd. Basith mengatakan...

Bagian dari Tindak Kekerasan pada Anak

Abd. Basith mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
vivi alaida mengatakan...

Assamu'alaikum..
Ini sumbernya dari buku apa?

THIS IS ME mengatakan...

boleh minta sumbernya?

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum Wr. Wb, kalo boleh tau sumber referensinya darimana saja ya? trims :)

-- mengatakan...

apakah kekerasan emosional selalu mengarah pada anak ?

Posting Komentar