KONFLIK SOSIAL
Pengertian
1.
Secara etimologis
Secara etimologis konflik social berasal dari kata “confligere”
yang berarti sama-sama memukul. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) konflik didefinisikan sebagai
percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. (Kun Maryati, 2001 : 54)
2.
Pengertian Secara Umum
Konflik adalah proses social dimana individu atau kelompok
berusaha mencapai tujuan dengan jalan ancaman dan kekerasan.
3.
Menurut Para Ahli
a. Berstein
Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat
dicegah. Konflik mempunyai potensi positif dan ada pula yang negative di dalam
interaksi social.
b. Dr. Robert M.Z. Lawang
Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status,
kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh
keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
c. Drs. Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha
menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan
pendapat, nilai-nilai ataupun
tuntutan dari masing-masing pihak.
Konflik adalah suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan
hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat pihak yang saling
berhadapan betujuan menetralkan, merugikan, ataupun menyisihkan lawan mereka.
e. Soerjono Soekanto
Konflik adalah proses social dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.
Faktor
Penyebab Konflik
Ada 4 faktor penyebab konflik, yaitu :
1. Perbedaan
individu
Adalah konflik yang disebabkan perbedaan kepribadian atau
individu tertentu. Mmisalnya perceraian karena adanya WIL (Wanita Idaman Lain)
2. Perbedaan Latar
belakang kebudayaan
Adalah konflik yang disebabkan perbedaan kebudayaan dalam
masyarakat. Misal perbedaan budaya tentang perlakukan laki dan perempuan antara
masyarakat tradisional dengan masyarakat modern.
3. Perbedaan
Kepentingan
Adalah konflik yang terjadi karena kepentingan yang berbeda.
Misalnya konflik buruh dengan majikan
4. Perubahan
social
Adalah konflik yang terjadi karena perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Misal konflik antara generasi tua dengan generasi muda mengenai
pendidikan seksualitas. (Kun Maryati, 2001 : 56 -57)
Bentuk-bentuk
konflik
1. Berdasarkan
sifatnya
a. Konflik destruktif adalah konflik yang
muncul karena perasaan tidak senang, rasa benci, dan dendam dari seseorang
ataupun kelompok terhadap pihak lain. Misal : Konflik Ambon, Konflik Poso.
b. Konflik
Konstruktif
Adalah konflilk yang muncul karena perbedaan pendapat dari
kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Misal : perbedaan pendapat dalam
suatu organisasi.
2. Berdasarkan
posisi pelaku yang berkonflik
a. Konflik vertical adalah konflik antar
komponen masyarakat yang di dalam struktur yang memiliki tingkatan. Contoh :
konflik antara bawahan dan atasan.
b. Konflilk
horisantal adalah konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan yang relative sama. Misal : Konflik antar organisasi massa.
c. Konflik
diagonal adalah konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi
sumberdaya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang
ekstrim. Misal : Konflik Aceh
3. Berdasarkan sifat
pelakunya
a. Konflik terbuka adalah konflik yang
diketahui semua pihak. Contoh : Konflik Palestina-Israel
b. Konflik tertutup adalah konflik yang hanya
diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik. Misal : konflik
dalam rumah tangga.
Jenis-jenis konflik
Ø Konflik
Individu
Adalah konflik antara
individu satu dengan individu lain. Misal : berkelahi.
Ø Konflik
kelompok
Adalah konflik antara
kelompok satu dengan kelompok lain. Misal : tawuran.
Ø Konflik
Internasional
Adalah konflik antara satu
Negara dengan Negara lain. Misal: Perang Dunia 1 & Perang Dunia 2
Ø Konflik
kelas
Adalah konflik antara
kelas social satu dengan kelas social lain. Misal : konflik antara buruh dengan
Manager.
Ø Konflik
politik
Adalah konflik antar
individu atau kelompok untuk tujuan politik. Misal : konflik antar Partai
Politik.
Ø Konflik
antar suku
Adalah konflik antara suku
satu dengan suku lain. Misal : konflik Sampit.
Ø Konflik
antar agama
Adalah konflik antar pemeluk agama satu dengan pemeluk agama
yang lain. Misal : perang salib.
Ø Konflik
antargenerasi
Adalah konflik antara
generasi satu dengan generasi lain. Misal : konflik pandangan antara generasi
muda dengan generasi tua tentang pendidikan seksual di sekolah.
Ø Konflik
Rasial
Adalah konflik antara
kelompok satu dengan kelompok lain yang berbeda warna kulit. Misal : penerapan
politik Apheirheid menyebabkan konflik ras kulit putih dengan ras kulit hitam.
Dampak konflik
Dampak positif
a. Meningkatkan
solidaritas antar anggota. Misalnya : karena penjajahan selama 3,5 abad bangsa
Indonesia yang berbeda suku dapat membentuk kesatuan bangsa yang dikenal dengan
sumpah pemuda
b. Munculnya
pribadi-pribadi yang kuat dan tangguh. Misal : karena konflik Indonesia dengan
Belanda pada masa perjuangan kemerdekaan, muncul Soekarno-Hatta.
c. Membantuk
menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru
d. Munculnya
kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang.
Dampak
negatif
a. Berkurangnya solidaritas antar sesame
anggota
b. Hancur dan retaknya kesatuan kelompok
c. Adanya perubahan kepribadian seorang
individu
d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
e. Kemiskinan bertambah dan tidak kondusifnya
keamanan
f. Pendidikan formal dan informal terhambat
karena rusaknya saran dan prasarana.
Cara
mengatasi konflik
Cara mengatasi konflik
adalah dengan akomodasi. Ada beberapa bentuknya, yakni :
1. Genjatan senjata
Merupakan pencegahan permusuhan antarpihak yang bertikai untuk
jangka waktu tertentu, guna melakukan pekerjaan tertentu yang tidak boleh di
ganggu.
2. Mediasi
adalah penghentian peritikaian oleh pihak ketiga dengan
memberikan keputusan mengikat.
3. Konsiliasi
Adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih bagi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
4. Stalemate
Adalah keadaan pihak yang bertentangan
mempunyai kekuatan seimbang tetapi berhenti pada titik tertentu tidak bisa maju
ataupun mundur.
5. Arbitrasi
Merupakan perselisihan yang
langsung dihentikan pihak ketiga yang memutuskan dan diterima serta ditaati
oleh kedua pihak.
6. Ajudikasi
Adalah penyelesaian perkara atau sengketa pengadilan.
7. Eliminasi
Adalah pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat konflik
8. Dominasi
Adalah orang atau pihak yang memiliki kekuatan besar dapat
memaksakan orang atau pihak lain menaatinya.
9. Mayority rules
Adalah suara terbanyak ditentukan melalui voting akan menentukan
keputusan tanpa pertimbangan argumentasi.
10. Kompromi
Adalah semua pihak yang terlibat konflik berusaha mencari jalan
tengah dengan menguraikan tuntutan tertentu.
11. Minority consent
Adalah kelompok minoritas yang kalah menerima keputusan serta
sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
12. Integrasi
Adalah pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan
dan ditelaah kembalik sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
Teori Konflik
Karl Marx
Karl Marx memandang konflik sebagai sisi lain dari sudut pandang bidang ekonominya,ia mengembangkan teori konflik dengan beberapa konsepsi yakni konsepsi tentang kelas sosial, perubahan sosial, kekuasaan dan negara dimana konsepsi-konsepsi tersebut saling berkesinambungan. Sebagaimana dalam masyarakat kapitalis, konflik selalu terjadi antara kaum yang memiliki dan menguasai alat-alat produksi dan dengan yang tidak, yakni borjuis dan proletar.
Selain itu, terdapat stratifikasi antara kaum borjuis dan kaum proletar dan terbentuklah kelas-kelas sosial yang mendukung terjadinya perubahan sistem sosial yang menimbulkan konflik. Marx membagi kelas-kelas sosial tersebut antara lain kelas yang memiliki kepentingan dan kelas yang ingin mengubah sistem sosial.
Selain itu, terdapat stratifikasi antara kaum borjuis dan kaum proletar dan terbentuklah kelas-kelas sosial yang mendukung terjadinya perubahan sistem sosial yang menimbulkan konflik. Marx membagi kelas-kelas sosial tersebut antara lain kelas yang memiliki kepentingan dan kelas yang ingin mengubah sistem sosial.
Max Weber
Lain halnya dengan Karl Marx, Weber lebih cenderung memandang fenomena konflik berdasarkan pemikiran rasionalitas. Weber membagi rasionalitas dalam empat tipe antara lain: pertama, rasionalitas praktis yakni lebih memandang dan menilai aktivitas sosial yang berhubungan dengan kepentingan dirinya secara pragmatis dan egoistik. Kedua, rasionalitas teoritis, yakni lebih memahami terlebih dahulu realitas yang ada. Ketiga, rasionalitas substansif, yakni mengikut sertakan cara-cara untuk mencapai tujuan. Keempat, rasionalitas formal, yakni mengkalkulasikan cara-cara untuk mencapai tujuan.
Ralf Dahrendorf
Ralf Dahrendorf
Setelah membahas perspektif konflik Karl Marx dan Max Weber, perspektif konflik yang selanjutnya adalah perspektif konflik dari Ralf Dahrendorf. Dahrendorf melalui karyanya Clas and Conflict Class in Industrial Society berupaya memodifikasi konsep teori konflik Marx. Ia beranggapan bahwa konsep-konsep konflik Marx hanya berlaku pada saat masyarakat kapitalis saja, tetapi tidak pada masyarakat pasca kapitalis atau ia meyebutnya dengan masyarakat modern industrial. Menurut Dahrendorf, konflik pada masyarakat modern industrial tidak hanya dalam konteks pemilik alat-alat produksi yang selalu disangkut-pautkan Marx dengan ekonomi, politik dan sosial.
Modifikasi yang ia lakukan adalah dengan membangun pemahaman baru tentang perubahan struktur sosial masyarakat pasca kapitalis antara lain, dekomposisi kapital, dekomposisi pekerja, perkembangan kelas menengah baru, pertumbuhan mobilitas sosial dan pertumbuhan persamaan. Kelima hal tersebut menjelaskan proses perubahan masyarakat modern industrial tentang struktur kelas pekerja. Singkat kata, profesi-profesi yang muncul dikalangan masyarakat modern industrial menjadi tergolong sebagai pekerja tanpa harus memiliki alat-alat produksi. Hal ini yang menjadi kritik Dahrendorf tentang konsep-konsep konflik Marx tidak berlaku lagi dalam masyarakat modern indusrtial karena para pekerja telah menempatkan profesi-profesi mereka dan telah terlegitimasi.
0 komentar:
Posting Komentar