Rabu, 09 Mei 2012 | By: Prastzya

Konflik Sosial

KONFLIK SOSIAL

Pengertian

1.     Secara etimologis
Secara etimologis konflik social berasal dari kata “confligere” yang berarti sama-sama memukul. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)  konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. (Kun Maryati, 2001 : 54)
2.     Pengertian Secara Umum
Konflik adalah proses social dimana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan dengan jalan ancaman dan kekerasan.
3.     Menurut Para Ahli
a. Berstein
Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi positif dan ada pula yang negative di dalam interaksi social.
b. Dr. Robert M.Z. Lawang
Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
c. Drs. Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai  ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
d. James W. Vander Zanden
Konflik adalah suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan betujuan menetralkan, merugikan, ataupun menyisihkan lawan mereka.
e. Soerjono Soekanto
Konflik adalah proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.
Faktor Penyebab Konflik
Ada 4 faktor penyebab konflik, yaitu :
1.   Perbedaan individu
Adalah konflik yang disebabkan perbedaan kepribadian atau individu tertentu. Mmisalnya perceraian karena adanya WIL (Wanita Idaman Lain)

2.  Perbedaan Latar belakang kebudayaan
Adalah konflik yang disebabkan perbedaan kebudayaan dalam masyarakat. Misal perbedaan budaya tentang perlakukan laki dan perempuan antara masyarakat tradisional dengan masyarakat modern.
3.  Perbedaan Kepentingan
Adalah konflik yang terjadi karena kepentingan yang berbeda. Misalnya konflik buruh dengan majikan
4.  Perubahan social
Adalah konflik yang terjadi karena perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Misal konflik antara generasi tua dengan generasi muda mengenai pendidikan seksualitas. (Kun Maryati, 2001 : 56 -57)

Bentuk-bentuk konflik
1. Berdasarkan sifatnya
a.  Konflik destruktif adalah konflik yang muncul karena perasaan tidak senang, rasa benci, dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Misal : Konflik Ambon, Konflik Poso.
    b.  Konflik Konstruktif
Adalah konflilk yang muncul karena perbedaan pendapat dari kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Misal : perbedaan pendapat dalam suatu organisasi.
2.  Berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik
a. Konflik vertical adalah konflik antar komponen masyarakat yang di dalam struktur yang memiliki tingkatan. Contoh : konflik antara bawahan dan atasan.
b. Konflilk horisantal adalah konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relative sama. Misal : Konflik antar organisasi massa.
c. Konflik diagonal adalah konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumberdaya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Misal : Konflik Aceh
3. Berdasarkan sifat pelakunya
a. Konflik terbuka adalah konflik yang diketahui semua pihak. Contoh : Konflik Palestina-Israel

b. Konflik tertutup adalah konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik. Misal : konflik dalam rumah tangga.

Jenis-jenis konflik
Ø  Konflik Individu
Adalah konflik antara individu satu dengan individu lain. Misal : berkelahi.
Ø  Konflik kelompok
Adalah konflik antara kelompok satu dengan kelompok lain. Misal : tawuran.
Ø  Konflik Internasional
Adalah konflik antara satu Negara dengan Negara lain. Misal: Perang Dunia 1 & Perang Dunia 2
Ø  Konflik kelas
Adalah konflik antara kelas social satu dengan kelas social lain. Misal : konflik antara buruh dengan Manager.
Ø  Konflik politik
Adalah konflik antar individu atau kelompok untuk tujuan politik. Misal : konflik antar Partai Politik.
Ø  Konflik antar suku
Adalah konflik antara suku satu dengan suku lain. Misal : konflik Sampit.
Ø Konflik antar agama
Adalah konflik antar pemeluk agama satu dengan pemeluk agama yang lain. Misal : perang salib.
Ø Konflik antargenerasi
Adalah konflik antara generasi satu dengan generasi lain. Misal : konflik pandangan antara generasi muda dengan generasi tua tentang pendidikan seksual di sekolah.
Ø  Konflik Rasial
Adalah konflik antara kelompok satu dengan kelompok lain yang berbeda warna kulit. Misal : penerapan politik Apheirheid menyebabkan konflik ras kulit putih dengan ras kulit hitam.

Dampak konflik
Dampak positif          
a. Meningkatkan solidaritas antar anggota. Misalnya : karena penjajahan selama 3,5 abad bangsa Indonesia yang berbeda suku dapat membentuk kesatuan bangsa yang dikenal dengan sumpah pemuda
b. Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tangguh. Misal : karena konflik Indonesia dengan Belanda pada masa perjuangan kemerdekaan, muncul Soekarno-Hatta.
c. Membantuk menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru
d. Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang.

Dampak negatif
a. Berkurangnya solidaritas antar sesame anggota
b. Hancur dan retaknya kesatuan kelompok
c. Adanya perubahan kepribadian seorang individu
d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
e. Kemiskinan bertambah dan tidak kondusifnya keamanan
f. Pendidikan formal dan informal terhambat karena rusaknya saran dan prasarana.


Cara mengatasi konflik
Cara mengatasi konflik adalah dengan akomodasi. Ada beberapa bentuknya, yakni :
1. Genjatan senjata
Merupakan pencegahan permusuhan antarpihak yang bertikai untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan pekerjaan tertentu yang tidak boleh di ganggu.
2. Mediasi
adalah penghentian peritikaian oleh pihak ketiga dengan memberikan keputusan mengikat.
3.  Konsiliasi
Adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.
4. Stalemate
Adalah keadaan pihak yang  bertentangan mempunyai kekuatan seimbang tetapi berhenti pada titik tertentu tidak bisa maju ataupun mundur.
5. Arbitrasi
Merupakan perselisihan  yang langsung dihentikan pihak ketiga yang memutuskan dan diterima serta ditaati oleh kedua pihak.
6. Ajudikasi
Adalah penyelesaian perkara atau sengketa pengadilan.
7. Eliminasi
Adalah pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat konflik
8. Dominasi
Adalah orang atau pihak yang memiliki kekuatan besar dapat memaksakan orang atau pihak lain menaatinya.
9. Mayority rules
Adalah suara terbanyak ditentukan melalui voting akan menentukan keputusan tanpa pertimbangan argumentasi.
10. Kompromi
Adalah semua pihak yang terlibat konflik berusaha mencari jalan tengah dengan menguraikan tuntutan tertentu.
11. Minority consent
Adalah kelompok minoritas yang kalah menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
12. Integrasi
Adalah pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembalik sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

Teori Konflik

Karl Marx 
Karl Marx memandang konflik sebagai sisi lain dari sudut pandang bidang ekonominya,ia mengembangkan teori konflik dengan beberapa konsepsi yakni konsepsi tentang kelas sosial, perubahan sosial, kekuasaan dan negara dimana konsepsi-konsepsi tersebut saling berkesinambungan. Sebagaimana dalam masyarakat  kapitalis, konflik selalu terjadi antara kaum yang memiliki dan menguasai alat-alat produksi dan dengan yang tidak, yakni borjuis dan proletar.
Selain itu, terdapat stratifikasi antara kaum borjuis dan kaum proletar dan terbentuklah kelas-kelas sosial yang mendukung terjadinya perubahan sistem sosial yang menimbulkan konflik. Marx membagi kelas-kelas sosial tersebut antara lain kelas yang memiliki kepentingan dan kelas yang ingin mengubah sistem sosial.

Max Weber 
Lain halnya dengan Karl Marx, Weber lebih cenderung memandang fenomena konflik berdasarkan pemikiran rasionalitas. Weber membagi rasionalitas dalam empat tipe antara lain: pertama, rasionalitas praktis yakni lebih memandang dan menilai aktivitas sosial yang berhubungan dengan kepentingan dirinya secara pragmatis dan egoistik. Kedua, rasionalitas teoritis, yakni lebih memahami terlebih dahulu realitas yang ada. Ketiga, rasionalitas substansif, yakni mengikut sertakan cara-cara untuk mencapai tujuan. Keempat, rasionalitas formal, yakni mengkalkulasikan cara-cara untuk mencapai tujuan.

Ralf Dahrendorf
Setelah membahas perspektif konflik Karl Marx dan Max Weber, perspektif konflik yang selanjutnya adalah perspektif konflik dari Ralf Dahrendorf. Dahrendorf melalui  karyanya Clas and Conflict Class in Industrial Society berupaya memodifikasi konsep teori konflik Marx. Ia beranggapan bahwa konsep-konsep konflik Marx hanya berlaku pada saat masyarakat kapitalis saja, tetapi tidak pada masyarakat pasca kapitalis atau ia meyebutnya dengan masyarakat modern industrial. Menurut Dahrendorf, konflik pada masyarakat modern industrial tidak hanya dalam konteks pemilik alat-alat produksi yang selalu disangkut-pautkan Marx dengan ekonomi, politik dan sosial.
 Modifikasi yang ia lakukan adalah dengan membangun pemahaman baru tentang perubahan struktur sosial masyarakat pasca kapitalis antara lain, dekomposisi kapital, dekomposisi pekerja, perkembangan kelas menengah baru, pertumbuhan mobilitas sosial dan pertumbuhan persamaan. Kelima hal tersebut menjelaskan proses perubahan masyarakat modern industrial tentang struktur kelas pekerja. Singkat kata, profesi-profesi yang muncul dikalangan masyarakat modern industrial menjadi tergolong sebagai pekerja tanpa harus memiliki alat-alat produksi. Hal ini yang menjadi kritik Dahrendorf tentang konsep-konsep konflik Marx tidak berlaku lagi dalam masyarakat modern indusrtial karena para pekerja telah menempatkan profesi-profesi mereka dan telah terlegitimasi.

0 komentar:

Posting Komentar